Prof.Dr.Hasim Purba, SH., M.Hum menilai kesadaran hukum untuk keselamatan penerbangan sipil itu tidak bisa ditolerir. Caranya, melalui penerapan budaya kepatuhan (savety culture). Hal ini diungkapkannya dalam pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap Universitas Sumatera Utara (USU) bidang ilmu hukum keperdataan, Senin, 15 Februari 2016 di kampus USU, Padang Bulan, Medan mengatakan
Dengan judul pidato pengukuhan “Mewujudkan Keselamatan Penerbangan dengan Membangun Kesadaran Hukum bagi Stakeholders melalui Penerapan Savety Culture”, Hasim Purba menukilkan betapa pentingnya savety culture untuk keselamatan penerbangan sipil.
“Maskapai penerbangan sipil berperan sangat penting sebagai penyedia jasa penerbangan dengan melaksanakan savety culture mulai pemeliharaan pesawat, menyediakan pilot dan kru pendukung”, tutur peraih gelar profesor. Yang 3 Maret 2016 nanti genap usia 50 tahun.
Untuk kepatuhan hukum melalu savety culture itu, “harus ada reward (penghargaan) dan punishment (penghuykuman)” lanjut Hasim Purba yang sehari sebelumnya baru dilantik jadi Ketua Umum Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Medan.
Tersebab berbasiskan teknologi tinggi (hi-tech), pesawat udara mutlak dioperasikan sempurna oleh tenaga profesional yang patuh standar operasional dan prosedur yang dibimbing kebudayaan keselamatan (savety culture).
“Kesadaran hukum harus menjadi sikap dan menjadi praktik (cultural practice)”, papar Hasim Purba.
Seperti diketahui pada waktu tersebut, Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Runtung, SH.M.Hum mengukuhkan tiga guru besar tetap di Gelanggang Mahasiswa USU. Guru besar itu adalah Prof Dr Hasim Purba, SH.MHum (Fakultas Hukum), Prof Dr Madiasa Ablisar, SH.MS (Fakultas Hukum) dan Prof Dr Husnan Lubis, MA (Fakultas Ilmu Budaya).
Dengan upacara pengukuhan itu, maka secara resmi ketiganya telah diterima menjadi Anggota Tetap Dewan Guru Besar Universitas Sumatera Utara yang merupakan wadah bagi para Guru Besar USU untukmemberikan penilaian etika dan integritas moral bagi sivitas akademika.